Beberapa waktu yang lalu ada yang heboh di chat group
teman sekolah. Ada dua pasangan yang katanya lagi berselingkuh. Saya
tidak kenal baik dengan semua pelakunya tapi memang semuanya teman satu
sekolah saya. Jadinya saya dapat kabarnya juga.
Kasus yang pertama, pasangan suami istri yang sudah pacaran sejak masih di sekolah. Ternyata setelah berkeluarga, pindah ke ibu kota, si suami malah berpindah ke lain hati. Semuanya sebenarnya baik-baik saja di rumah kalau si istri tidak kebetulan (mungkin juga karena curiga) melihat foto dan video di hp suaminya. Sang suami tentunya tidak bisa lagi berkelit dan memutuskan untuk pindah dari rumah.
Si istri yang patah hati, sakit hati, lantas curhat di sana sini. Teman-teman mereka dikasih lihat foto dan video yang menjatuhkan itu. Sebagian lantas memihak si istri walaupun sebagian tetap tidak menyalahkan si suami. Nah, saya juga kebagian melihat foto mereka, diforward salah satu teman yang kenal baik dengan si istri. Si wanita ketiga cantik sekali, wanita karir, berkecukupan secara materi. Kelihatan di foto, mereka bahagia sekali berdua. Ini kelihatannya memang cinta bukan masalah harta atau kesenangan sementara.
Kalau kasus yang kedua, lebih parah lagi. Dua-duanya teman sekolah tapi bukan pasangan suami istri. Masing-masing sudah punya keluarga sendiri. Si pria katanya cinta mati sudah dari jaman sekolah tapi bertepuk sebelah tangan karena memang tampangnya pas-pasan sedangkan si wanita cantik sekali. Tapi biar tidak cakep ternyata si pria banyak duitnya sekarang. Hebatnya biar kaya, hatinya ternyata masih setia sama cinta pertamanya. Dia jadi sponsor utama usaha si wanita dan juga rajin mengantar ke mana-mana. Banyak yang sudah sering melihat mereka berdua tapi yang bikin heboh itu foto mereka liburan di LN yang muncul di halaman FB. Ternyata si wanita ke sana dengan keluarga kakaknya, sedangkan si pria pergi sendiri. Di sana mereka lantas berinisiatif untuk reunian dengan teman sekolah yang sudah menetap di sana. Tak dinyana si teman saking gembiranya ketemu teman lama, post foto mereka di FB. Langsung deh jadi berita.
Saya dengar cerita kayak ini jadi geleng-geleng kepala. Kirain pintar, berani selingkuh tapi kok bisanya cuma segitu? Begini ya, bapak, ibu, saudara-saudari, saya kasih tahu……
1. Selingkuh itu pacaran gelap-gelapan - jadi memang sudah selayaknya di tempat yang gelap. Biar tidak ada yang lihat. Kalau terang-terangan itu mah cari gara-gara. Hargai perasaan pasangan anda, jangan sudah dikhianati dipermalukan pula.
2. Nah, sudah tahu selingkuh, masih narsis buat apa? Bangga berani selingkuh jadi musti foto-foto, ngerekam video? Masih bangga tidak kalau bapak- ibu-tetangga-teman kerja-relasi bisnis-anak-anak juga ikut melihat? Mending kalau fotonya bagus, kalau bikin malu, coba pertimbangkan akibatnya nanti ke posisi anda. Nah, kalau masih maksa mau narsis, lihat point pertama. Foto di tempat gelap saja. Ingat, selingkuh belum tentu abadi, foto di internet bisa jadi abadi. Masih punya muka tidak untuk menghadapi keluarga, tetangga, dan rekan kerja kalau wibawa anda sudah tidak ada.
3. Di jaman internet kayak ini, mustinya sudah bisa mengantisipasi. Kalau ketemu dengan teman lama di setting yang tidak biasa, seperti di luar negeri, mustinya temannya dikasih wanti-wanti….”Eiiiitttss, kami lagi selingkuh, fotonya jangan diunggah dulu…” Sejatinya selingkuh itu masalah pribadi, tidak usahlah diumbar-umbar sampai jalan-jalan bareng segala.
4. Selingkuh mustinya di rumah saja. Selain aman juga lebih hemat biaya. Apa pun tujuan selingkuh anda, saya yakin lebih cocok dilakukan di dalam rumah. Mau masak bareng, nonton tv bareng, baca bareng, nyanyi bareng, ngeblog bareng, bisa donk di dalam rumah saja. Syaratnya, asal bukan di rumah anda dengan pasangan resmi anda. Jadi pengkhianat juga musti tahu etika. Hormatilah wilayah kekuasaan pasangan anda. Tidak ada yang lebih menyakitkan dibanding pasangan yang membawa selingkuhannya pulang ke rumah.
Kalau sudah setuju, saya mau kasih saran buat pasangan yang dikorbankan.
1. Urusan rumah tangga itu benar-benar urusan pribadi. Membuka aib pasangan anda sama saja membuka aib diri sendiri. Kalau memang mau curhat, pilihlah orang yang bisa dipercaya. Tidak usahlah sampai forward foto aib pasangan anda. Kalau sudah begitu, bagaimana mau memperbaiki rumah tangga. Pasangan anda sudah kadung kehilangan muka dan sudah pasti marah.
2. Kenapa pasangan anda sampai selingkuh? Barangkali tidak ada salahnya mawas diri sedikit dan berkaca. Kalau pun sudah terlanjur basah, tidak ada salahnya tetap belajar dari kesalahan. Apakah dia mencari kebahagian di luar? Apakah anda akhir-akhir ini jadi membosankan? Apakah kondisi rumah kurang nyaman? Atau apakah dia memang dari dulunya hidung belang? (kalau yang alasan yang terakhir ini, saya rasa apa boleh buat…)
3. Hidup anda jangan hanya tergantung dengan pasangan anda. Banyak wanita yang memilih tidak bekerja setelah jadi ibu atau istri. Lalu kalau sampai ditinggal suami, apa yang terjadi? Seperti kasus pertama teman saya itu, tidak berani minta cerai karena tidak punya penghasilan sendiri. Sudah biasa hidup enak lagi.
4. Perluas juga lingkup sosial anda. Gunanya biar wawasan lebih terbuka tidak hanya tahu yang itu-itu saja. Saya yang punya teman yang begitu saja suka bosan, yang diomongin itu-itu saja, apalagi pasangan yang berkewajiban mendengarkan anda. Jangan karena sudah punya anak, yang diomongin masalah anak terus. Pasangan anda itu punya identitas sendiri selain “istri”, “suami”, “ibu”, “bapak”. Pasangan anda itu tetap laki-laki yang ingin dipuja biarpun sudah perut buncit, jadi suami atau bapak. Istri anda tetap wanita yang ingin manja ingin dipuji biarpun sudah tidak imut-imut lagi.
5. Punya waktu buat diri sendiri juga penting. Saya rasa wajar buat pasangan yang punya teman sendiri yang bukan teman suami atau istrinya. Tentunya tidak berarti teman rahasia (itu mah sama saja dengan selingkuh). Pasangan anda tidak berhenti menjadi temannya sahabat-sahabatnya, anaknya orang tuanya, adik/kakaknya saudaranya, hanya karena memilih menjadi pasangan hidup anda. Kalau anda terlalu banyak mengekor atau mengekang, nanti malahan tidak disukai sama mereka. Jadi kalau timbul masalah di rumah tangga, bisa-bisa mertua, ipar, teman-teman tidak memihak anda. Nah, anda punya grup teman sendiri juga penting. Kalau akhirnya memang berpisah dengan pasangan anda, bisa jadi kehilangan teman-teman yang memang teman pasangan anda juga.
Buat yang suka selingkuh…. bagaimana ya… kalau sudah tidak cinta, ceraikan lah saja. Setidaknya bisa pisah dengan cara yang lebih terhormat. Harga diri anda, mantan anda, bakal pasangan anda, terjaga. Siapa tahu tali silaturahim tidak jadi putus, yang dulunya pasangan setelah pisah malah jadi sahabat.
Begitu saja pendapat saya. Maaf, kalau salah.
Kasus yang pertama, pasangan suami istri yang sudah pacaran sejak masih di sekolah. Ternyata setelah berkeluarga, pindah ke ibu kota, si suami malah berpindah ke lain hati. Semuanya sebenarnya baik-baik saja di rumah kalau si istri tidak kebetulan (mungkin juga karena curiga) melihat foto dan video di hp suaminya. Sang suami tentunya tidak bisa lagi berkelit dan memutuskan untuk pindah dari rumah.
Si istri yang patah hati, sakit hati, lantas curhat di sana sini. Teman-teman mereka dikasih lihat foto dan video yang menjatuhkan itu. Sebagian lantas memihak si istri walaupun sebagian tetap tidak menyalahkan si suami. Nah, saya juga kebagian melihat foto mereka, diforward salah satu teman yang kenal baik dengan si istri. Si wanita ketiga cantik sekali, wanita karir, berkecukupan secara materi. Kelihatan di foto, mereka bahagia sekali berdua. Ini kelihatannya memang cinta bukan masalah harta atau kesenangan sementara.
Kalau kasus yang kedua, lebih parah lagi. Dua-duanya teman sekolah tapi bukan pasangan suami istri. Masing-masing sudah punya keluarga sendiri. Si pria katanya cinta mati sudah dari jaman sekolah tapi bertepuk sebelah tangan karena memang tampangnya pas-pasan sedangkan si wanita cantik sekali. Tapi biar tidak cakep ternyata si pria banyak duitnya sekarang. Hebatnya biar kaya, hatinya ternyata masih setia sama cinta pertamanya. Dia jadi sponsor utama usaha si wanita dan juga rajin mengantar ke mana-mana. Banyak yang sudah sering melihat mereka berdua tapi yang bikin heboh itu foto mereka liburan di LN yang muncul di halaman FB. Ternyata si wanita ke sana dengan keluarga kakaknya, sedangkan si pria pergi sendiri. Di sana mereka lantas berinisiatif untuk reunian dengan teman sekolah yang sudah menetap di sana. Tak dinyana si teman saking gembiranya ketemu teman lama, post foto mereka di FB. Langsung deh jadi berita.
Saya dengar cerita kayak ini jadi geleng-geleng kepala. Kirain pintar, berani selingkuh tapi kok bisanya cuma segitu? Begini ya, bapak, ibu, saudara-saudari, saya kasih tahu……
1. Selingkuh itu pacaran gelap-gelapan - jadi memang sudah selayaknya di tempat yang gelap. Biar tidak ada yang lihat. Kalau terang-terangan itu mah cari gara-gara. Hargai perasaan pasangan anda, jangan sudah dikhianati dipermalukan pula.
2. Nah, sudah tahu selingkuh, masih narsis buat apa? Bangga berani selingkuh jadi musti foto-foto, ngerekam video? Masih bangga tidak kalau bapak- ibu-tetangga-teman kerja-relasi bisnis-anak-anak juga ikut melihat? Mending kalau fotonya bagus, kalau bikin malu, coba pertimbangkan akibatnya nanti ke posisi anda. Nah, kalau masih maksa mau narsis, lihat point pertama. Foto di tempat gelap saja. Ingat, selingkuh belum tentu abadi, foto di internet bisa jadi abadi. Masih punya muka tidak untuk menghadapi keluarga, tetangga, dan rekan kerja kalau wibawa anda sudah tidak ada.
3. Di jaman internet kayak ini, mustinya sudah bisa mengantisipasi. Kalau ketemu dengan teman lama di setting yang tidak biasa, seperti di luar negeri, mustinya temannya dikasih wanti-wanti….”Eiiiitttss, kami lagi selingkuh, fotonya jangan diunggah dulu…” Sejatinya selingkuh itu masalah pribadi, tidak usahlah diumbar-umbar sampai jalan-jalan bareng segala.
4. Selingkuh mustinya di rumah saja. Selain aman juga lebih hemat biaya. Apa pun tujuan selingkuh anda, saya yakin lebih cocok dilakukan di dalam rumah. Mau masak bareng, nonton tv bareng, baca bareng, nyanyi bareng, ngeblog bareng, bisa donk di dalam rumah saja. Syaratnya, asal bukan di rumah anda dengan pasangan resmi anda. Jadi pengkhianat juga musti tahu etika. Hormatilah wilayah kekuasaan pasangan anda. Tidak ada yang lebih menyakitkan dibanding pasangan yang membawa selingkuhannya pulang ke rumah.
Kalau sudah setuju, saya mau kasih saran buat pasangan yang dikorbankan.
1. Urusan rumah tangga itu benar-benar urusan pribadi. Membuka aib pasangan anda sama saja membuka aib diri sendiri. Kalau memang mau curhat, pilihlah orang yang bisa dipercaya. Tidak usahlah sampai forward foto aib pasangan anda. Kalau sudah begitu, bagaimana mau memperbaiki rumah tangga. Pasangan anda sudah kadung kehilangan muka dan sudah pasti marah.
2. Kenapa pasangan anda sampai selingkuh? Barangkali tidak ada salahnya mawas diri sedikit dan berkaca. Kalau pun sudah terlanjur basah, tidak ada salahnya tetap belajar dari kesalahan. Apakah dia mencari kebahagian di luar? Apakah anda akhir-akhir ini jadi membosankan? Apakah kondisi rumah kurang nyaman? Atau apakah dia memang dari dulunya hidung belang? (kalau yang alasan yang terakhir ini, saya rasa apa boleh buat…)
3. Hidup anda jangan hanya tergantung dengan pasangan anda. Banyak wanita yang memilih tidak bekerja setelah jadi ibu atau istri. Lalu kalau sampai ditinggal suami, apa yang terjadi? Seperti kasus pertama teman saya itu, tidak berani minta cerai karena tidak punya penghasilan sendiri. Sudah biasa hidup enak lagi.
4. Perluas juga lingkup sosial anda. Gunanya biar wawasan lebih terbuka tidak hanya tahu yang itu-itu saja. Saya yang punya teman yang begitu saja suka bosan, yang diomongin itu-itu saja, apalagi pasangan yang berkewajiban mendengarkan anda. Jangan karena sudah punya anak, yang diomongin masalah anak terus. Pasangan anda itu punya identitas sendiri selain “istri”, “suami”, “ibu”, “bapak”. Pasangan anda itu tetap laki-laki yang ingin dipuja biarpun sudah perut buncit, jadi suami atau bapak. Istri anda tetap wanita yang ingin manja ingin dipuji biarpun sudah tidak imut-imut lagi.
5. Punya waktu buat diri sendiri juga penting. Saya rasa wajar buat pasangan yang punya teman sendiri yang bukan teman suami atau istrinya. Tentunya tidak berarti teman rahasia (itu mah sama saja dengan selingkuh). Pasangan anda tidak berhenti menjadi temannya sahabat-sahabatnya, anaknya orang tuanya, adik/kakaknya saudaranya, hanya karena memilih menjadi pasangan hidup anda. Kalau anda terlalu banyak mengekor atau mengekang, nanti malahan tidak disukai sama mereka. Jadi kalau timbul masalah di rumah tangga, bisa-bisa mertua, ipar, teman-teman tidak memihak anda. Nah, anda punya grup teman sendiri juga penting. Kalau akhirnya memang berpisah dengan pasangan anda, bisa jadi kehilangan teman-teman yang memang teman pasangan anda juga.
Buat yang suka selingkuh…. bagaimana ya… kalau sudah tidak cinta, ceraikan lah saja. Setidaknya bisa pisah dengan cara yang lebih terhormat. Harga diri anda, mantan anda, bakal pasangan anda, terjaga. Siapa tahu tali silaturahim tidak jadi putus, yang dulunya pasangan setelah pisah malah jadi sahabat.
Begitu saja pendapat saya. Maaf, kalau salah.