Rabu, 03 Oktober 2012

Seorang Pemuas Nafsu


Hari ini semua orang tidak percaya dengan penolakan Riri terhadap anak yang punya perusahaan dimana tempat kami bekerja. Sungguh aneh, karena semua orang ingin diposisinya selama ini. Artinya ingin “ditembak” sama Ray (sebut saja begitu) anak tunggal siempunya perusahaan besar yang mempunyai cabang dimana-dimana. Aneh bagi kami tapi tidak dengan Riri sahabatku. 


Vel.. kamu tau Riri kenapa gak masuk kerja?”tanya supervisorku pagi ini. Aku menggelengkan kepalaku. Kupencet nomor-nomor yang ada di hp ku. Aku mencoba untuk menghubunginya tetapi tampaknya HP-nya tidak aktif.
Riri sahabatku memang aneh” hm....... itulah image yang diberikan semua orang padanya sekarang.
Aku tidak melihat perubahan dalam diri Riri semenjak dia menolak cinta Ray, seperti biasa kami selalu bercanda setiap jam istirahat. Aku tidak bertanya kepadanya kenapa dia menolak cinta Ray dan tampaknya Riri juga tidak menyinggung-nyinggung tentang hal itu.
Suasana kerja jadi begitu kaku semenjak penolakan Riri terhadap Ray di ruang istirahat. Ray juga menjadi pemurung dan jarang menyapa kami disela-sela jam istirahat karyawan.
Seminggu berlalu dari kejadian itu dan hari ini aku dipanggil keruangan Ray, sedikit bertanya-tanya dalam hati ku,kenapa dia meminta ku untuk menghadapnya. Menit pertama suasana diruangannya begitu kaku dan akhirnya dengan keramahannya suasana menjadi begitu ramai dengan gelak tawa kami (memang Ray terkenal dengan keramahannya dan tidak sombong).
Intinya dia hanya bertanya padaku apakah Riri mempunyai seorang pacar saat ini, karena diantara semua karyawan akulah yang paling dekat sama Riri,jadi setidaknya aku tau apakah Riri punya pacar atau tidak. Sejauh kedekatanku dengan Riri, aku sama sekali tidak pernah mendengarnya bercerita tentang pacar.
Setidaknya itulah yang aku jawab dengannya. Pernah sih..dia dijemput dengan seorang laki-laki sepulang kerja tapi itu adalah adiknya Riri,dia sendiri yang mengenalkannya begitu padaku.
Hatiku selalu bertanya-tanya mengapa Riri tak menerima cinta Ray,bukankah Ray punya segalanya,bukan hanya kekayaan yang dimilikinya tetapi keramahan dan ketampanan yang bisa menempati point tinggi. Setidaknya itulah yang ada dibenakku.
Riri sahabatku memang aneh…”. Image itu sudah melekat padanya di kantor sehingga mungkin Riri tidak begitu nyaman dengan predikat itu dan akhirnya membuatnya tidak masuk kerja.
Tiga hari berlalu dan Riri belum juga masuk kerja..sehingga semua orang bertanya-tanya tentang keberadaannya kepadaku...hm..berkali-kali kucoba menghubungi hpnya tapi tetap saja mesin peninggal pesan yang menyambutku dan berkali-kali juga aku meninggalkan pesan untuknya.
Hingga akhirnya sepulang kerja kuputuskan untuk menyambangi rumahnya..belum pernah sih..aku kesana tapi setidaknya aku tau sedikit gambarannya dari cerita-ceritanya tentang lokasi rumahnya. Agak susah juga untuk menemukan rumahnya,untung aku banyak bertanya-tanya pada orang-orang sekitar hingga setelah satu jam akhirnya aku berdiri didepan rumah mungil yang bercat biru. Kuketuk pintunya perlahan-lahan,sekali…dua kali..belum ada juga yang membukakan pintu untukku.
Cari siapa” suara mungil itu membuatku menoleh dan kulihat seorang anak balita berdiri tepat dibelakangku.
“Riri..ada?” tanyaku padanya.
Sibalita membukakan pintu untukku dan aku melangkah masuk, lalu kulihat seorang bapak keluar dari dalam kamar. Aku memperkenalkan diri sebagai teman kerja Riri dan siBapak sedikit bingung tentang penjelasanku bahwa Riri sudah tiga hari tidak masuk kerja,belum sempat beliau bertanya padaku tiba-tiba Riri muncul didepan pintu.
Farvel..kamu tau rumahku?” tanyanya sedikit bingung. Lalu menarik tanganku kedalam kamarnya.
Aku bertanya padanya kemana selama tiga hari dan dengan terbata-bata Riri menceritakan semuanya padaku..bagai disambar petir aku mendengarkan kalimat demi kalimat dari bibir sexynya. Akhirnya benteng ketegarannya pecah dengan tangisan dipelukanku.
Tahukah KoKiers ternyata Riri adalah seorang cewek panggilan dengan bayaran service perjam. Dia terpaksa melakukannya karena alasan ekonomi. Dia anak sulung dari 6 bersaudara dan 5 adik-adiknya yang sangat membutuhkan biaya untuk sekolah sedangkan ibunya meninggal pada saat melahirkan sibungsu, yang tadi menyapaku diluar rumahnya dan Bapaknya hanyalah seorang penarik becak dan saat itu sudah sakit-sakitan. Sedangkan gaji kami tidaklah mencukupi semua kebutuhan-kebutuhannya sehingga dia terpaksa  menjadi wanita pemuas nafsu lelaki hidung belang sehabis jam kantor usai.
“Begitulah Vel kenapa aku gak bisa menerima cinta Pak Ray,bukannya aku gak cinta sama dia tapi aku sadar siapa aku sebenarnya, lagian mana mungkin dia mau sama aku kalau dia tau siapa aku sebenarnya “cukup menyayat hatiku pengakuannya hari ini.
Tidak ada yang tahu tentang “kerja sampingan” riri, sekalipun keluarganya,mereka hanya tau riri bekerja dikantor dan kadang-kadang pergi tugas keluar kota apabila riri tidak pulang kerumah,dan itu alasan yang diberikannya pada bapaknya selama tiga hari dia tidak pulang.
Aku tidak bisa berbuat apa-apa, semenjak pengakuannya itu sempat membuatku frustasi karena aku ingin sekali mengeluarkannya dari dunia hitam itu tapi tetap saja materi alasan kuat sehingga dia tidak bisa untuk berhenti menjadi cewek panggilan. Sedangkan aku hanyalah seorang Farvel yang hanya hidup dengan mengandalkan gaji perbulan sekaligus membiayai sekolahku pada saat itu.
Itulah hari terakhir aku melihatnya..karena esok harinya Riri resmi megajukan pengunduran diri dan akhirnya dia dan keluarganya  menghilang bagai ditelan bumi.
Kutatap langit-langit kamarku, tiba-tiba aku teringat dengan sosok sahabatku Riri. Aku tidak tau keberadaannya kini. Kuusap titik-titik bening yang mengalir dimataku. Hm..kenangan itu sudah lebih dari 9 tahun yang lalu,namun sosoknya tidak pernah lepas dari ingatanku.
Halo teman-teman KoKiers bolehkah aku bertanya:
Kalau KoKiers diposisi Ray (yang cowok nih) masih mau kah meneruskan cinta kepada seorang cewek panggilan? (yah tentu saja dengan catatan kalau si cewek akan rela meninggalkan pekerjaanya sebagai cewek panggilan dan memulai hidup baru dengan anda) 
Kumohon para KoKiers tidak menyalah artikan pertanyaanku itu karena aku selalu diambang kebimbangan untuk mengajukannya kepada Ray pada saat itu. Tidak ada maksud dan tujuan apapun hanya ingin mengetahui tanggapan dari teman-teman dan tentu saja apabila tidak dijawab juga tidak apa-apa.
Akhir kata teriring doa buat sahabatku Riri dimanapun engkau berada kuharap kebahagian selalu mengelilingimu. Salam dariku sahabat lamamu.hiks..hiks..hiks..
Tulisan ini aku dedikasikan buat Sahabatku Riri(bukan nama sebenarnya).
Salam.