VISTA - Entah karena pola hidup tidak sehat, faktor hormonal, ataupun
pascamelahirkan, perut yang semula rata perlahan bisa membuncit. Umumnya
wanita resah jika lingkar perut makin membengkak, karena mengurangi
penampilan.
Tapi tak perlu khawatir, karena banyak klinik kecantikan menawarkan terapi untuk pelangsingan baik lewat akupunktur, ramuan herbal, pola diet, olahraga, sedot lemak, hingga treatment yang kini digandrungi: totok perut.
Totok perut adalah terapi bebas bahan kimia yang dilakukan melalui pemijatan ringan dan totok di titik-titik meredian (akupunktur).
Ahli Totok Perut dari Matahari Course WTC Mangga Dua, Jakarta Utara, Asri Hartani mengatakan, pada saat ditotok pertama kali, pasien biasanya merasakan sedikit kurang nyaman di perut (rasa sebah). “Tetapi dengan minum air putih, rasa sebah itu langsung hilang,” kata Asri yang membuka kursus totok perut.
Menurut dia, totok perut banyak manfaatnya, dari mengurangi lingkar perut (melangsingkan), mengurangi nafsu makan, melancarkan pencernaan, melancarkan peredaran darah, hingga menstabilkan tekanan darah dan mengatasi stres.
Namun wanita umumnya datang ke klinik totok perut untuk mengurangi lingkar perut. Mereka ingin tampil dengan perut rata.
“Penyebab lingkar perut bertambah itu macam-macam, ada karena faktor pola makan, genetika, hormonal, setelah melahirkan, bisa juga karena pil KB. Apapun penyebabnya, semua bisa diterapi,” kata Asri yang juga membuka Matahari Refleksi untuk totok perut.
Waktu terapi sekitar 1-1,5 jam. Soal hasilnya sangat tergantung pada masing-masing orang. “Ada yang lingkar perutnya berkurang 3-4 cm bahkan 16 cm, tapi ada juga yang hasilnya tidak secepat itu,” katanya.
Cepat atau tidaknya hasil terapi, lanjut Asri, tergantung dari jenis lemaknya, pola makan dan genetika. Orang yang semula langsing dan perutnya membuncit karena pola makan atau melahirkan, biasanya lebih cepat berhasil begitu diterapi ketimbang orang dengan genetika gemuk.
Terapi totok perut umumnya empat kali dalam sebulan, namun juga tergantung masing-masing orang. Jika hasilnya dirasa sudah cukup, tinggal treatment sebulan sekali totok perut untuk mengikis lemak yang menumpuk.
Selama terapi, pasien juga harus mematuhi aturan pola makan, yakni mengurangi konsumsi karbohidrat dan jumlah kalori. “Makan tetap biasa, bahkan bisa 4-5 kali sehari. Tapi porsi makanannya dikurangi,” ujarnya. Treatment juga sebaiknya dilakukan dua jam setelah makan.
Jadi, lanjut Asri, keberhasilan terapi juga sangat tergantung komitmen customer terutama menyangkut pola hidup sehat. “Dalam terapi ini dibutuhkan kerja sama untuk mendapatkan hasil yang baik,” tandas Asri yang memberikan pelatihan totok perut kepada calon terapis dari dalam maupun luar negeri.
Tapi tak perlu khawatir, karena banyak klinik kecantikan menawarkan terapi untuk pelangsingan baik lewat akupunktur, ramuan herbal, pola diet, olahraga, sedot lemak, hingga treatment yang kini digandrungi: totok perut.
Totok perut adalah terapi bebas bahan kimia yang dilakukan melalui pemijatan ringan dan totok di titik-titik meredian (akupunktur).
Ahli Totok Perut dari Matahari Course WTC Mangga Dua, Jakarta Utara, Asri Hartani mengatakan, pada saat ditotok pertama kali, pasien biasanya merasakan sedikit kurang nyaman di perut (rasa sebah). “Tetapi dengan minum air putih, rasa sebah itu langsung hilang,” kata Asri yang membuka kursus totok perut.
Menurut dia, totok perut banyak manfaatnya, dari mengurangi lingkar perut (melangsingkan), mengurangi nafsu makan, melancarkan pencernaan, melancarkan peredaran darah, hingga menstabilkan tekanan darah dan mengatasi stres.
Namun wanita umumnya datang ke klinik totok perut untuk mengurangi lingkar perut. Mereka ingin tampil dengan perut rata.
“Penyebab lingkar perut bertambah itu macam-macam, ada karena faktor pola makan, genetika, hormonal, setelah melahirkan, bisa juga karena pil KB. Apapun penyebabnya, semua bisa diterapi,” kata Asri yang juga membuka Matahari Refleksi untuk totok perut.
Waktu terapi sekitar 1-1,5 jam. Soal hasilnya sangat tergantung pada masing-masing orang. “Ada yang lingkar perutnya berkurang 3-4 cm bahkan 16 cm, tapi ada juga yang hasilnya tidak secepat itu,” katanya.
Cepat atau tidaknya hasil terapi, lanjut Asri, tergantung dari jenis lemaknya, pola makan dan genetika. Orang yang semula langsing dan perutnya membuncit karena pola makan atau melahirkan, biasanya lebih cepat berhasil begitu diterapi ketimbang orang dengan genetika gemuk.
Terapi totok perut umumnya empat kali dalam sebulan, namun juga tergantung masing-masing orang. Jika hasilnya dirasa sudah cukup, tinggal treatment sebulan sekali totok perut untuk mengikis lemak yang menumpuk.
Selama terapi, pasien juga harus mematuhi aturan pola makan, yakni mengurangi konsumsi karbohidrat dan jumlah kalori. “Makan tetap biasa, bahkan bisa 4-5 kali sehari. Tapi porsi makanannya dikurangi,” ujarnya. Treatment juga sebaiknya dilakukan dua jam setelah makan.
Jadi, lanjut Asri, keberhasilan terapi juga sangat tergantung komitmen customer terutama menyangkut pola hidup sehat. “Dalam terapi ini dibutuhkan kerja sama untuk mendapatkan hasil yang baik,” tandas Asri yang memberikan pelatihan totok perut kepada calon terapis dari dalam maupun luar negeri.