Senin, 03 Desember 2012

Kehidupan seks remaja putri

Aku cukup merinding, ketika mendengar dan melihat berita tadi pagi di salah satu TV swasta nasional, tentang ‘Reproduksi si Remaja Putri’. Pertama, aku pikir berita tersebut mengupas benar2 tentang reprodusi bagi remaja putri. Tetapi, ternyata bukan tentang itu. Tetap tentang reproduksi wanita dan remaja putrid, tetapi lebih kearah hubungan antara remaja putri dengan kehidupan seksnya …..


Heh? Kehidupan seks remaja putri? Ga salah nih?
Sampai sekarangpun, bagi kita, orang tua yang masih sedikit kuper dan ‘ketinggalan jaman’, aku tidak memikirkan tentang kehidupan seks, apalagi kehidupan seks ala remaja ….. Buat aku, itu agak ‘absurd’. Sangat tidak pada tempatnya. Tetapi, aku juga mengerti, bahwa kehidupan remaja era globalisasi ini memang lebih cepat mandiri, bukan hanya otak dan kepintarannya, tetapi juga dari tubuh dan fisiknya! Fisik mereka memang besar, bongsor atau tinggi ramping, tetapi mereka tetap remaja2 kita, yang belum pantas melakukan hubungan seks!
Menurut penyelusuran televisi itu, remaja2 sekarang sudah tidak tabu lagi untuk bicara tentang hubungan seks, bahkan sebagian dari mereka justru sudah pernah ( atau sering ? ) melakukan hubungan seks dengan pacarnya. Astaga ….. Pada waktu2 yang lalu, pun aku pernah membaca tentang angket di kota2 Metropolitan di Indonesia ( jika di luar Indonesia sih, aku tidak heran secara mereka memang hidup di jaman globalisasi. Tetapi di Indonesia, walau memang mereka ada di jama ini, tetapi seharusnya Indonesia lebih mementingkan adat ‘ketimuran’nya ), bahwa memang banyak remaja2 sekolah sudah melakukan hubungan seks, tanpa ragu dan malu!
Aku sih tidak mau membahas tentang itu, tetapi lebih ingin membahas tentang, ‘Mengapa mereka bisa melakukan hubungan seks, padahal belum waktunya?’
Dimulai dengan era atau jamannya sekarang ini. Bahwa jaman globalisasi memang membuat semua bisa dicapai, dalam 1 ‘klik’ saja, untuk membaca, melihat atau menonton ‘urusan begituan’. Sudah banyak yang menuliskannya, bahkan di Kompasiana juga banyak sekali menuliskan artikel tentang itu. Itu memang bagi remaja yang bisa ber’internet ria’ ( atau ‘online’ ). Tetapi bagi remaja ‘offline’, ternyata bukan hanya internet saja yang ‘bermain’ dan menjadi latar belakang hubungan seks remaja. Mereka, para remaja itu, memang sedang banyak ‘mau tahu’ dan keingintahuannya memang sangat besar. ‘Curious’.
Ternyata juga, karena memang banyak remaja2 sekarang mulai genit dan berdandan ‘ala’ mama mereka ( lihat tulisanku Berdandan ‘ala’ Mama …..), sehingga si remaja priapun, ‘kesengsem’ oleh penampilan para remaja putrinya ….. Pernah aku melihat pasangan remaja ( palingan mereka murid SMP, melihat penampilan fisik mereka ). Si remaja putri, berdandan heboh, memakai barang2 bermerek bagus, sementara si remaja pria, tinggi bongsor, tetapi wajahnya masih sangat ‘anak2′, dengan barang2 juga bermerek. Mereka bukan hany berpegangan tnga saja, tetapi bermesraan! Anak SMP bermesraan di sebuah mal. Itu pun tidak heran untuk kota sekelas Jakarta. Tetapi, masak’ iya sih???
Ketika aku di luar Indonesia, sewaktu aku bersekolah di sebuah kota metropolitan dan di sebuah negara besar, aku tidak lah heran. Waktu itu tahun 1993, sebenarnya pun aku juga masih seorang wanita muda dan belum menikah. Pun aku sudah tidak heran melihat remaja2 tanggung di kota itu, bermesraan di taman, bahkan berciuman, bukan hanya cium2 kecil, tetapi seperti di film2 itu, lhoooo ….. Aaahhh, dulu aku pasti berpaling jika mlihat adegan seperti itu, walau aku tetap sudah lebih tua dari pada mereka2. Tetap saja aku ‘malu’. Itu yahun 1993 dan bukan di Indonesia.
Sekarang, di depan mataku, sering aku melihat remaja2 tanggung, bermesraan, walau tidak sampai seperti yang aku ceritakan diatas. Pun aku tetap tertegun. Jika aku dan anak2ku berjalan2 di mal, dan kami melihat seperti itu, aku melirik ke mereka. Ternyata, raut wajah mereka biasa2 saja, tuh! Tidak malu, dan masa bodoh saja. Kupikir, mereka akan berceloteh, dengan menutup muka mereka. Tetapi ternyata hanya aku yang malu melihatnya …..
Seks memang bukan berarti berhubungan alat kelamin, walau itulah yang memang mau diulas oleh stasiun TV tadi pagi. Tetapi untukku, berhubungan seks remaja adalah saling berinteraksi antara remaja pria dan remaja putri, untuk mulai membina hubungan dengan kasih, lebih menjurus ke arah pertemanan dan persahabatan. Tetapi toh, mereka tidak mau seperti itu! Sehingga, memang hubungan seks remaja, tetap sangat tidak pada tampatnya.
Berhubungan seks ala remaja seperti penyelusuran TV itu, memang sangat mengakawatirkan. Tetapi justru dampak hasil hubungan tersebut, membuat semua was-was! Penelusuran sudah sampai tentang aborsi dan kematian! Bahwa banyak remaja putri yang meninggal karena aborsi. Dan bagaimana dengan remaja prianya? Apakah bisa menjadi ‘tertuduh?’. Sepertinya, tidak! Para remaja putra, ternyata banyak yang pengecut, walau memang mereka ada di tengah2 permasalahan : maju kena mundur kena juga! Tetapi, tetap saja remaja putri yang sangat terkena dampaknya!
Globalisasi, mungkin bisa menjadi ‘motor’nya. Tetapi tetap saja, fisik mereka juga menjadi latar belakang dalam berhubungan seks. Fisik mereka yang menggiurkan sampai otak mereka yang sangat ingin tahu tentang apapun, menjadi awal penyebab masa depan yang berantakan.
Lalu bagaimana menyikapinya? Tidak ada jalan lain, kecuali melingkupi remaja2 tersebut dengan kasih sayang orang tua. Sangat terbukti, bahwa kasih orang tua, tetap nomor 1, untuk mereka berlindung. Sekali lagi, sebagai orang tua, kita jangan mengatakan TIDAK dan MELARANG, tetapi menceritakan entang apapun dengan lemah lembut …… ‘Seks eduction?’ Itu memang salah satu solusi, tetapi tetap kasih orang tua dan linkunganlah yang bisa menyelamatkan mereka …..
Kasih orang tua, akan sangat bermakna, jika orang tua selalu bersahaja dalam tindak tanduknya sehari2 di mata anak2nya …..