Aborsi
memiliki resiko yang tinggi terhadap kesehatan maupun
keselamatan seorang wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa
jika seseorang melakukan aborsi ia “tidak merasakan apa-apa
dan langsung boleh pulang”.
Ini adalah informasi yang sangat menyesatkan bagi setiap wanita,
terutama mereka yang sedang kebingungan karena tidak
menginginkan kehamilan yang sudah terjadi.
Ada
2 macam resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi:
1.
Resiko kesehatan dan keselamatan secara fisik
2.
Resiko gangguan psikologis
Resiko kesehatan dan keselamatan fisik
Pada
saat melakukan aborsi dan
setelah melakukan aborsi ada beberapa resiko yang akan dihadapi
seorang wanita, seperti yang dijelaskan dalam buku “Facts of
Life” yang ditulis oleh Brian Clowes, Phd yaitu:
1.
Kematian mendadak karena pendarahan hebat
2.
Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal
3.
Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar
kandungan
4.
Rahim yang sobek (Uterine Perforation)
5.
Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan
menyebabkan cacat pada
anak berikutnya
6.
Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen
pada wanita)
7.
Kanker indung telur (Ovarian Cancer)
8.
Kanker leher rahim (Cervical Cancer)
9.
Kanker hati (Liver Cancer)
10.
Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang
akan menyebabkan cacat
pada anak berikutnya dan
pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya
11.
Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic
Pregnancy)
12.
Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease)
13.
Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)
Resiko
kesehatan mental
Proses
aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari
segi kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik,
tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat
terhadap keadaan mental seorang wanita.
Gejala
ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai “Post-Abortion
Syndrome” (Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS.
Gejala-gejala ini dicatat dalam “Psychological Reactions
Reported After Abortion” di dalam penerbitan The Post-Abortion
Review (1994).
Pada
dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami
hal-hal seperti berikut ini:
1.
Kehilangan harga diri (82%)
2.
Berteriak-teriak histeris (51%)
3.
Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%)
4.
Ingin melakukan bunuh diri (28%)
5.
Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%)
6.
Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%)
Diluar
hal-hal tersebut diatas para wanita yang melakukan aborsi akan
dipenuhi perasaan bersalah yang tidak hilang selama
bertahun-tahun dalam hidupnya.
|