Sedikit atau Banyak?
Barangkali, Anda pernah dihantui ketakutan karena mengganggap hubungan Anda berdua kurang intim. Atau, Anda justru merasa kehidupan ranjang yang dijalani terlampau “giat”?
Berdasarkan survei, sebanyak 45 persen pasangan suami-istri ternyata hanya melakukan hubungan intim beberapa kali dalam sebulan. Sementara 34 persen responden mengaku melakukannya 2 – 3 kali dalam seminggu. Meski sedikit, yaitu empat persen, ada juga yang melakukan hubungan intim lebih dari empat kali dalam seminggu. Dan, sebanyak 3 persen mengaku hanya melakukannya beberapa kali dalam setahun.
Makin Lama, Makin Puas
Kabarnya, semakin lama Anda menikah, semakin dingin pula gairah di ranjang. Benarkah? Riset yang dilakukan oleh Kinsey Institute menampiknya. Kepuasaan seks, seiring bertambahnya usia pernikahan, justru makin meningkat nilainya meski tak selalu melalui hubungan intim. Seribu orang yang diteliti mengaku berciuman dan berpelukan lebih memuaskan batin dibandingkan hanya berhubungan intim.
Sebuah jurnal yang diterbitkan Social Psychological and Personality Science juga mengamini fakta ini. Keintiman memang sempat menurun di usia 10 – 20 tahun pernikahan. Namun, ketika usia pernikahan menginjak lebih dari 20 tahun, rasa cinta justru kembali dan lebih kuat. Malah, 48 persen suami-istri mengaku lebih mencintai pasangannya seiring perjalanan waktu.
Siap Mencapai Puncak?
Inilah mengapa “pemanasan” dan variasi posisi bercinta selalu digaungkan para ahli seks. Tengok saja angkanya, hanya 29 persen perempuan yang mengaku selalu mendapatkan orgasme. Lain dengan pria di mana 75 persen di antaranya selalu mencapai “puncak”.
Selingkuh Bikin Jantungan
Merunut pada Global Sex Survey yang dilakukan oleh Durex beberapa tahun lalu di Amerika Serikat, 22 persen pasangan ternyata pernah berselingkuh. Studi sebelumnya menunjukkan angka yang lebih detail bahwa 20 – 25 persen pria berselingkuh dan 10 –15 persen wanita, pernah melakukan setidaknya sekali perselingkuhan saat menikah.
Selingkuh, selain berpotensi merusak kedamaian rumah tangga, ternyata juga bisa membuat jantungan. Data American Heart Association menyebutkan bahwa dari 93 persen pria yang mengalami serangan jantung, 75 persen di antaranya sedang menjalani hubungan terlarang.
Lebih Cinta Makanan
Siapa sangka, sebanyak 39 persen perempuan lajang lebih rela tidak mendapatkan kepuasan berintim-intim selama setahun daripada tak bisa menikmati makanan favoritnya.
Dari survei yang dilakukan Love Bites, 28 persen responden yang sudah menikah mengaku lebih setia terhadap makanan penutup atau dessert dibandingkan kehidupan percintaan mereka. Cokelat menjadi makanan pertama yang tak bisa dilewatkan dan posisi kedua diduduki oleh steak . Hmm, dua makanan ini memang lezat tiada tara, kan?
Di penelitian yang lain didapatkan fakta bahwa 70 persen responden mengaku lebih tertarik dengan lawan jenis yang menikmati makanan. Apalagi jika Anda tahu banyak soal makanan dan minuman, Si Dia pasti makin terpesona. Sebaliknya, 66 persen responden mengaku malas melanjutkan hubungan dengan lawan jenis yang tidak suka menikmati makanan.
Bagaimana dengan para vegetarian? Ternyata hanya 4 persen vegetarian yang menyatakan tidak akan berkencan dengan mereka yang memakan daging. Sementara 30 persen pemakan daging memutuskan hubungan saat mereka tahu Si Calon Pacar ternyata vegetarian.
Berat Badan
Tak sedikit orang yang memercayai bahwa pasangan akan bertambah “subur” setelah menikah.Bisa jadi mitos ini benar setelah Ohio State University melakukan penlitian bertopik sama di tahun 2011. Hasilnya menyatakan bahwa perempuan cenderung mengalami kenaikan berat badan setelah menikah. Sementara, lingkar pinggang dan lingkar perut pria justru “membesar” setelah bercerai.
“Perempuan yang menikah memiliki tugas dan peran yang banyak di rumah sehingga mereka kesulitan mendapatkan waktu berolahraga. Sementara pria, justru kehilangan keuntungan tadi setelah mereka bercerai,” ujar Zhenchao Qian , profesor sosiologi yang melakukan penelitian ini.
Sekadar Tugas
Memang, sih, 63 persen wanita yang ditanyai di survei WomenTALK percaya bahwa seks sangat penting untuk melekatkan hubungan. Tapi, hampir setengah dari mereka yang melakukannya untuk mendapatkan kenikmatan.
“Makin banyak perempuan yang merasa hubungan intim adalah kewajiban. Mereka merasa 24 jam terlalu singkat dan seks sama sekali bukan prioritas,“ ujar Naomi Greenblatt, M.D. , psikiater yang mendalami kesehatan wanita. “Padahal kenikmatan berintim-intim sangat penting. Selain menguatkan ikatan batin dengan pasangan, seks juga membuat tubuh lebih sehat, menjauhkan stres, dan membakar kalori,” pungkasnya.