dok. Detikfoto
Kenapa seseorang bisa menjadi posesif? Mari kita telusuri asalnya. Dalam sebuah hubungan asmara, atau singkatnya pacaran ataupun pernikahan, cinta yang berlebihan membuat seseorang memiliki ketakutan, mulai dari tidak bisa menjadi pasangan yang sempurna sehingga akhirnya merasa akan ditinggalkan.
Menguatkan opini ini, Wolipop berbincang dengan Psikolog Zoya Amirin, Sabtu (6/10/2012) di Hotel Marriot, Jakarta. Menurutnya, penyebab terbesar adalah rasa insecure atau tidak aman. Perasaan khawatir bahwa pasangan akan meninggalkan kita karena kita tidak sempurna di matanya, suka membanding-bandingkan dengan orang lain hingga rasa tidak nyaman akan diri sendiri bisa membawa seseorang ke sifat posesif.
Salah-salah, tindakan posesif bisa menjadi hal mengerikan seperti yang digambarkan dalam film psiko-thriller 'Fatal Attraction', seperti yang diceritakan oleh Zoya. Ia juga menggambarkan bahwa rasa posesif ini bisa datang dari diri sendiri maupun dari pasangan.
Orang yang terlalu cinta, akan bertindak berlebihan. Adapula yang pernah diselingkuhi jadi punya ketakutan berlebihan. Pernah menjadi orang yang berkhianat juga menjadi faktor utama yang datang dari diri sendiri. "I'm not good enough for my partner itu paling sering diucapin orang yang posesif sehingga dia jadi suka membanding-bandingkan dirinya sama orang lain dan enggak akan pernah bahagia," ujarnya.
Sedangkan faktor dari luar juga banyak, mulai dari pasangan yang memang punya 'sejarah' nakal sehingga rasa percaya sulit dibangun. Keadaan kerja pasangan yang penuh godaan, hingga omongan orang lain yang mempengaruhi jalannya hubungan.
Satu hal lagi, yang cukup mengejutkan adalah ternyata orang yang posesif biasanya memiliki sejarah suka mempermainkan orang lain alias 'player'. "Orang-orang posesif adalah orang yang dulunya banyak dosanya. Itu paling sering ditemui, dimana dia dulu tukang laba, suka pacaran dan lirik sana sini," tuturnya.
Ibaratnya mendapat kekasih malaikat sekalipun, seorang posesif yang dulunya player tidak akan pernah puas dan selalu merasa curiga. Hal ini tentunya mengganggu pihak yang memang tidak melakukan kesalahan apa-apa (diposesifkan).
Zoya juga menjelaskan bahwa individu yang menyimpan rahasia biasanya dialah yang memproyeksikan sendiri 'dosa'nya. Menjadi posesif dan selalu menyalahkan segala perbuatan yang belum tentu benar menjadi gambaran bahwa dia yang lebih banyak berkhianat akan menuduh orang lain yang melakukan untuk menutupi perbuatannya.