Ternyata
pada Dasarnya boleh Kok Suami istri berhubungan selama hamil, cuma
harus diketahui panduannya, berupa kapan waktu yang ideal, kapan
sebaiknya dihindari, dan bagaimana cara yang baik, mari kita simak
ya...
Waktu yang tepat
MenurutDr.
R. Muharam, Sp.OG dari Sam Marie Family Healthcare, waktu yang tepat
untuk berhubungan seks sewaktu hamil yaitu setelah trimester pertama
hingga usia 7 bulan. Pada waktu ini, ibu hamil sudah relaks dan lebih
enakan. Pada trimester pertama kehamilan, sebaiknya Anda menunda
hubungan seks terlebih dahulu. Pasalnya, hubungan seks di awal kehamilan
mudah terjadi kontraksi. Ari-ari belum terbentuk sehingga dapat
mengakibatkan keguguran bila tejadi kontraksi dahsyat.
Sedangkan
pada usia kehamilan 7-9 bulan, frekuensi hubungan seks sebaiknya
dikurangi sampai janin berusia 9 bulan karena sangat membahayakan janin.
Pasalnya kontraksi bisa mengakibatkan pecah ketuban dan bayi dapat
terinfeksi. Sementara bila bayi harus dilahirkan, paru-parunya belum
matang. Waktu yang sangat membahayakan yaitu antara kehamilan usia 7-8
bulan, ujarnya.
Pada
kehamilan berusia 9 bulan, bayi sudah siap untuk dilahirkan bila
terjadi kontraksi sehingga air ketuban pecah. Pasalnya, paru-paru bayi
sudah matang. Kalau bisa di atas 36 minggu, bila pecah ketuban, bayi
lahir sudah aman karena telah mampu bernapas di luar tubuh ibu, katanya.
Posisi seks yang aman
Banyak
orang menganggap seks saat hamil sangat berbahaya terhadap janin karena
penis, orgasme atau ejakulasi dianggap dapat mencederai bayi.
Sebenarnya tidaklah demikian. Hubungan seks dengan pasangan pada saat
hamil apalagi menjelang persalinan dilakukan dengan sangat relaks.
Posisi
yang baik dalam berhubungan seks saat hamil, yaitu tidak menekan perut.
Menurut Muharam posisi terbaik adalah setengah duduk. Posisi ini tidak
menekan perut. Atau dapat pula Anda mengambil posisi suami berlutut
dengan satu lutut untuk menahan berat badannya. Atau gaya lainnya, Anda
dapat mengangkat kedua kaki ke atas. Bagi Anda berjiwa petualangan,
posisi Dr. Ruth dan Dr. Amos dapat Anda coba, agar Anda nyaman saat
bercinta.
Posisi
Dr. Ruth dan Dr, Amos, yaitu wanita hamil berbaring telentang,
meletakkan salah satu kaki atau keduanya pada bangku. Ini akan
memungkinkan istri untuk bergerak bebas dan sedikit memiringkan tubuhnya
ke kiri dan kanan untuk menambah kenikmatan. Pasangannya berlutut
atauberdiri di antara kakinya, yang memungkinkannya untuk dengan mudah
mencumbu klitoris dengan jari tangan dan anggota tubuh lainnya. Ketika
pria melakukan penetrasi, tidak akan ada tekanan pada perut istri dan
mereka berdua dapat bergerak. Anda dapat mencoba dan memodifikasi posisi
ini agar hubungan seks lebih menyenangkan dan nyaman.
Harus hati-hati
Muharam
mengingatkan, hubungan seks harus dilakukan dengan nyaman agar jangan
sampai terjadi kontraksi yang dahsyat untuk menghindari pecah ketuban.
Pasalnya, ketuban pecah dapat menyebabkan infeksi ke tubuh janin. Itu
yang repot, usaha boleh tapi higienisnya harus dijaga. Kalau sampai
infeksi makanya begitu pecah ketuban harus konsultasi ke dokter. Karena
golden periodenya, 6 jam, kalau lebih dari 6 jam, harus dikasih
antibiotik. Bila tidak maka akan semakin banyak kumannya, jelasnya.
Masalah
lain yang harus diwaspadai adalah tali pusat akan terjepit diantara
bayi dan rahim. Akibatnya dapat terjadi gawat janin. Bayi menjadi sesak
dan kehabisan oskigen karena oksigen tidak dapat masuk ke dalam tubuh
bayi. Ada proses mengisap, bayi bisa menelan air ketuban ke paru-paru.
Itu yang ditakutkan, tegas Muharam.
Beberapa kondisi yang Mutlak tidak Boleh Berhubungan Intim pada Wanita Hamil:
Pecah ketuban.
Berhubungan intim pun dilarang ketika Anda mengalami pecah ketuban.
Ditandai dengan adanya cairan yang merembes keluar melalui vagina. Ini
menunjukkan, perlindungan janin ikut bocor, sehingga kuman mudah masuk,
lalu menginfeksi janin. Pada kondisi ini, aktivitas seksual rentan
sekali dengan invasi kuman dari area vagina ke dalam rahim.
Plasenta previa.
Plasenta yang letaknya rendah atau di bawah menutup sebagian atau
seluruh jalan lahir. Hubungan seks bisa memicu perdarahan yang dapat
membahayakan jiwa ibu dan janinnya. Jangankan berhubungan seks, tak
berhubungan pun perdarahan sangat mungkin terjadi. Itulah mengapa, jika
ada gangguan ini, hubungan seks dilarang dilakukan sampai dokter
mengizinkan setelah sebelumnya melakukan pemeriksaan menyeluruh.
Rawan keguguran/persalinan prematur.
Ada ibu yang kehamilannya sangat lemah, mudah keguguran, atau lahir
prematur. Ada rangsangan sedikit saja, janin bisa gugur atau lahir
prematur. Biasanya dialami ibu yang memiliki "rahim lemah" dengan
riwayat keguguran dan persalinan prematur sebelumnya. Hindari
berhubungan intim sampai dokter memberi "lampu hijau".
Perdarahan per vaginam.
Tanpa diketahui penyebabnya, kadang-kadang terjadi perdarahan.
Sebaiknya tunda berhubungan intim sampai keadaan aman karena
dikhawatirkan tengah terjadi proses keguguran. Anda harus segera dibawa
ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan segera.
Serviks pendek/tipis.
Beberapa perempuan memiliki serviks pendek atau tipis, kurang dari 2,5
cm. Penyebabnya hingga kini belum diketahui secara pasti. Namun yang
jelas, hal ini sangat membahayakan kehamilan yang sewaktu-waktu bisa
mengalami perdarahan atau keguguran. Jika di trimester kedua, tepatnya
16-20 minggu, panjang serviks kurang dari 2,5 cm, maka akan dilakukan
"pengikatan" mulut rahim supaya bisa terus melangsungkan proses
kehamilan.
Penyakit menular seksual (PMS).
Jika suami mengidap penyakit menular seksual, seperti gonore, sifilis,
atau bahkan HIV/AIDS, maka hubungan seksual sangat tidak dianjurkan.
Risikonya sangat berbahaya, penyakit dapat menular ke ibu sehingga
meningkatkan risiko keguguran atau lahir prematur, juga dapat
menginfeksi janin dan dikhawatirkan terjadi kecacatan pertumbuhan.
Nah,
jika pada Anda dan suami tidak terdapat hambatan seperti yang
disebutkan barusan, maka jangan ragu untuk melakukan kesenangan intim.
Malah, di hari-hari menjelang tanggal perkiraan persalinan, hubungan
seks semakin dianjurkan bagi ibu yang akan melahirkan normal. Sperma
ternyata membawa hormon prostaglandin yang dapat membantu Anda mengalami
kontraksi teratur agar bayi dapat lahir pada waktunya.