Human Papillomavirus (HPV) merupakan
penyebab kanker serviks. Virus mematikan ini bisa menyebar lewat kulit
dan memicu pertumbuhan sel kanker saat terjadi kontak seksual.
Paula
Hillard, MD, Kepala Divisi Gynecologic Specialties at the Stanford
University School of Medicine mengatakan, papsmear dan vaksin merupakan
tindakan pencegahan yang cukup efektif saat ini. Vaksin sebaiknya
dilakukan sebelum usia 26 tahun.
Semua
wanita harus waspada terhadap ancaman penyakit ini. Berdasar studi,
hampir semua wanita di dunia berisiko mengalaminya. Membekali diri
dengan pengetahuan tentang HPV menjadi penting, seperti dikutip dari
laman Shine.
1.
Meski sulit diobati, kanker serviks bisa dicegah. Itulah mengapa
kampanye pencegahan dini terhadap penyakit ini terus bergaung. Fakta
menunjukkan, mayoritas pasien kanker serviks tak pernah melakukan
tindakan pencegahan seperti vaksin atau papsmear.
2.
Tak ada larangan untuk melakukan vaksin saat usia sudah lebih 26 tahun.
Namun sebaiknya, vaksin dilakukan sebelum menikah atau sebelum
melakukan hubungan seksual. Bagi mereka yang sudah menikah, papsmear
atau pemeriksaan ke dokter dengan metode IVA (Inspeksi Visual dengan
Asam Asetat) bisa menjadi pilihan pencegahan.
Kanker
leher rahim memang tak memunculkan gejala awal yang menonjol. Selain
vaksi dan papsmear, pencegahan juga bisa dilakukan dengan memperbaiki
gaya hidup tak sehat, menghindari hubungan seksual dengan banyak
pasangan, atau hubungan seks usia muda.
3.
Studi lanjutan menunjukkan bahwa HPV tidak hanya menyebabkan terjadinya
kanker serviks. HPV juga berhubungan dengan kanker vulva, kanker
vagina, kanker organ kelamin pria, dan kanker anus.
4.
Ada 40 jenis HPV yang dapat menginfeksi tubuh manusia. Tak hanya leher
rahim, tapi juga mulut, tenggorokan dan alat kelamin. Sebanyak 90 persen
kanker serviks disebabkan dua tipe HPV yakni HPV 16 dan HPV 18.
Dalam
beberapa kasus infeksi HPV yang bukan menyerang leher rahim, pasien
seringkali tak menyadarinya. Ini karena virus hilang sendiri dalam satu
sampai dua tahun.
5.
Hillard memaparkan sebuah fakta bahwa sebanyak 80 persen wanita
terpapar virus ini saat menginjak usia 50 tahun. Di Amerika, virus ini
menginfeksi sekitar 20 juta orang dengan frekuensi enam juta pasien per
tahun