Selasa, 30 Oktober 2012

Ejakulasi Terhambat Ganggu Keharmonisan Keluarga


 
detail berita
Foto: Ist

EJAKULASI merupakan titik dimana tercapainya kenikmatan saat berhubungan seksual. Tapi bagaimana bila seseorang mengalami gangguan ejakulasi? Cepat atasi sebelum semuanya terlambat.

Berhubungan seksual selain memiliki manfaat yang cukup banyak untuk kesehatan, juga bisa menjadi salah satu cara untuk mempertahankan hubungan agar lebih harmonis. Kenikmatan tersebut tercapai dengan ejakulasi merupakan salah satu inti dari berhubungan seksual.

Namun, apabila seseorang mengalami gangguan berupa terhabatnya ejakulasi, maka ia pun mengalami gangguan pada hubungan seksualnya. Gangguan ejakulasi yang populer juga dengan istilah disfungsi seksual, dimana disfungsi seksual ini bisa mengurangi kualitas hidup seseorang.


”Secara fisik atau psikologis. Semua gangguan disfungsi seksual tentu mengurangi kualitas hidup seorang individu,” ujar Psikolog dari Universitas Indonesia, Zoya Dianaesthika Amirin MPsi. Psikolog yang juga menjabat sebagai ketua K2PS UI (Komunitas Kajian Perilaku Seksual) ini juga menuturkan bahwa ejakulasi terhambat ini merupakan salah satu dari gangguan ejakulasi yang dialami oleh pria.

”Jika seorang individu mengalami masalah finansial atau hubungan dalam keluarga inti atau keluarga besar maka kehidupannya secara keseluruhan terganggu kira-kira 30-40 persen. Tetapi mereka sudah sampai mengganggu atau bermasalah dalam seksualitas maka 80 persen dari kehidupannya akan terganggu kesejahteraannya,” tutur Zoya.

Ia juga menambahkan bahwa menurunnya rasa tertarik juga bisa menjadi penyebab ejakulasi terhambat. Dan apabila tidak ditangani sejak dini pada akhirnya akan mengganggu hubungan seksualnya. Dalam hal ini pria tidak memiliki keterbangkitan seksual atau keterangsangan seksual sehingga penis tidak cukup keras untuk melakukan penetrasi.

Dari pernyataan tersebut sudah jelas bahwa masalah hubungan seksual mempengaruhi kehidupan sehari-hari hampir setiap orang. Seperti yang dikatakan oleh Guru Besar pada Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Prof Dr dr Wimpie Pangkahila, SpAnd, FAACS mengatakan bahwa disfungsi seksual saat ini masih banyak terjadi.

Jenis ejakulasi terhambat terbagi menjadi dua, yaitu primer dan sekunder. Ejakulasi terhambat primer merupakan salah satu jenis disfungsi seksual yang cukup banyak terjadi. ”Ejakulasi terhambat primer ialah ketidakmampuan mencapai ejakulasi di dalam vagina,” ucap dokter yang menjabat sebagai Kepala Bagian Andrologi dan Seksologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana ini.

Sedangkan ejakulasi terhambat yang sekunder berarti sebelumnya si orang tersebut pernah mencapai ejakulasi secara normal, tetapi karena sesuatu sebab, kemudian mengalami hambatan ejakulasi di dalam vagina pasangannya.

”Ejakulasi terhambat dapat menghambat terjadinya kehamilan,” kata penulis buku ”Seks Yang Membahagiakan Menciptakan Keharmonisan Suami Istri”.

Terhabatnya ejakulasi juga berdampak negatif terhadap pasangannya. Pasalnya ejakulasi terhambat bisa menghambat orgasme dan kepuasan seksualnya. Pada awalnya, ejakulasi terhambat mungkin menyenangkan bagi wanita karena hubungan seksual dapat berlangsung lama, tetapi karena terlalu lama, akhirnya bisa tidak menyenangkan bagi wanita.

Ejakulasi terhambat dapat disebabkan oleh faktor fisik dan faktor psikis.
Faktor fisik tersebut antara lain meliputi gangguan anatomi pada kelamin, kerusakan di sumsum tulang belakang, kerusakan ganglion saraf simpatetik di daerah lumbal, dan beberapa obat yang mengganggu fungsi saraf simpatetik, misalnya guanethidine.

Sedangkan untuk faktor psikis, misalnya kefanatikan agama sejak masa kecil yang menganggap seks adalah suatu dosa atau sesuatu yang kotor, takut terjadi kehamilan, dan trauma psikoseksual yang dialami oleh pria.

”Sebagian pria yang menga-lami ejakulasi terhambat dapat mencapai ejakulasi dengan cara lain, misalnya dengan cara masturbasi dan seks oral. Tetapi sebagian lain tidak dapat mencapai ejakulasi dengan cara apapun,” jelas Wimpie.

Wimpie mengatakan, pada penderita, sebagian kecil mengalami hambatan ejakulasi terhadap pasangan tertentu, tetapi tidak dengan pasangan lain. Dan sama seperti pada ejakulasi dini, ejakulasi terhambat tidak berhubungan dengan gangguan kualitas dan kuantitas sperma. Ini berarti bahwa pria dengan ejakulasi terhambat tidak berarti mengalami gangguan sperma atau kemandulan.

”Kaum pria yang mengalami ejakulasi terhambat, merasa tidak puas karena tidak dapat mencapai orgasme dan ejakulasi ketika melakukan hubungan seksual yang cukup lama,” ujar ungkap Ketua Program Magister Ilmu Kedokteran Reproduksi dan Program Magister Anti-Aging Medicine di lembaga tersebut.

Wimpie menambahkan, dari hal tersebut, hubungan seksual akhirnya dihentikan karena pasangan pria merasa payah atau karena tidak bergairah lagi sehingga ereksinya hilang.

Berbeda dengan yang dikatakan oleh ahli kejiwaan dari Rumah Sakit Omni Internasional Alam Sutera Tangerang, Dr Andri SPKj. Ia mengatakan bahwa ejakulasi terhambat yang sering disebut juga dengan prolonged ejaculation ini biasanya sering ditemukan pada pasien laki-laki yang menggunakan obat antidepresan golongan SSRI yang sering mengalami hal ini.