Pada sistem reproduksi pria,terdapat tiga kelenjar penting, yaitu kelenjar vesika seminalis, kelenjar prostat,dan kelenjar Cowper.
Ketiga kelenjar tersebut menghasilkan nutrisi yang dibutuhkan spermatozoa sebagai bahan tenaga untuk bergerak. Selain sebagai nutrisi, kelenjar tersebut juga menghasilkan cairan yang bersifat basa (memiliki tingkat keasaman atau pH di atas 7,0) sehingga sperma memiliki pH 7,2 sampai dengan 7,7.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, saluran tersebut berujung pada meatus urethra yang terdapat pada ujung kepala penis. Dengan demikian, saluran keluar sperma yang mengandung spermatozoa adalah sama dengan saluran keluar cairan kemih atau biasa disebut dengan air kencing.
Akan tetapi, dengan koordinasi dan kerja refleks yang padu dari jaringan yang menyusun saluran keluar sperma dan jaringan erektil penis, air kencing tidak akan dikeluarkan bersamaan dengan keluarnya sperma. Sperma dikeluarkan saat ejakulasi pada aktivitas seksual. Biasanya, hal tersebut terjadi bersamaan dengan orgasme pada pria.
Sebagaimana telah diketahui, sistem reproduksi pria juga mengalami penuaan seiring dengan bertambahnya usia, demikian pula dengan kelenjar-kelenjar yang menyusunnya. Hal tersebut sering terjadi terutama pada kelenjar prostat yang bisa berakibat kanker prostat.
Pembesaran kelenjar prostat merupakan suatu penyakit yang banyak ditemui pada pria yang berusia lebih dari 50 tahun. Data medis menunjukkan bahwa sebanyak 50% pria yang menginjak dekade ke-5 dalam hidupnya mengalami pembesaran prostat jinak. Angka tersebut meningkat terus sehingga sebanyak 90% pria berusia 70 tahun ke atas mengalami hal serupa.
Kelenjar prostat yang mengalami pembesaran akan mendesak saluran keluar air kencing ataupun sperma sehingga sang pria akan merasakan ketidaklampiasan saat berkemih. Rasa tidak lampias serta sering terbangun di malam hari untuk buang air kecil merupakan tanda-tanda pembesaran prostat pada pria dewasa.
Tindakan bedah merupakan terapi bagi pembesaran prostat. Sebelum dilakukan terapi pembedahan, biasanya dilakukan biopsi (pengambilan sedikit jaringan dari kelenjar prostat) terlebih dahulu untuk melihat jenis sel yang menyebabkan pembesaran sehingga dokter dapat menyimpulkan apakah pembesaran yang terjadi bersifat jinak atau ganas.